Van Roekel dan Bandungan

Nama Van Roekel tak dikenal lagi oleh masyarakat. Bahkan akhir hidupnya yang menyedihkan juga tak mendapatkan perhatian. Kondisi kehidupan putrinya, Ellen, yang memprihatinkan juga tak banyak yang tahu. Padahal sebenarnya, tanpa peran dan jerih payah Van Roekel dan anak-anaknya, terutama Ellen, nama Bandungan, tak akan sefenomenal sekarang.
Van Roekel adalah seorang serdadu Belanda yang bertugas di Ambarawa pada masa-masa akhir pendudukan. Mess nya di Ambarawa. Pemuda ini beristrikan wanita campuran Belanda-Jerman dan memiliki beberapa anak. Di sela tugas kemiliterannya, Van Roekel ternyata memiliki bakat pertanian yang baik. Ia mengamati daerah Gunung Ungaran dan didakinya dengan jalan kaki. Maka ia melihat bahwa kawasan Bandungan akan ideal jika ia olah.
Pada masa itu Bandungan masih merupakan hutan lebat belum berpenghuni. Maka tentara ini mengirim surat permintaan pengiriman banyak benih bunga dari negerinya. Ia menunggu berbulan-bulan. Dan akhirnya apa yang dinanti-nantikannya tiba juga lewat kapal laut di pelabuhan Semarang. Sebelumnya selama menunggu bibit, ia membuka hutan dan dipersiapkan menjadi lahan tanaman bunga. Maka ketika bibit datang, ditanamlah pada hamparan lahan.
Hampir selalu ia mengajak anaknya Ellen berjalan kaki dari Ambarawa ke Bandungan. Sampai akhirnya ia diberi motor oleh satu komisi. Namun karena Belanda sudah mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, ia pun diminta segera meninggalkan Indonesia. Alih-alih ia mematuhi perintah itu malah memulangkan terlebih dahulu istri dan anaknya. Ia masih bertahan di Ambarawa untuk melanjutkan perluasan tanaman bunganya. Dan ia pun memang harus meninggalkan Bandungan setelah menjadi kebun dengan banyak ragam bunga. Ia serahkan kepada pembantu-pembantunya.
Van Roekel lewat keahliannya bertani menciptakan Bandungan menjadi kawasan kebun bunga. Usahanya itu dimuat di koran lokal pada tahun 1949. Betapa pun namanya pernah terabadikan. Namun setibanya di negerinya, ia hidup tak tenang sering memikirkan Bandungan. Jiwanya memang begitu terikat dengan Bandungan. Namun sampai meninggalnya ia belum pernah bisa lagi melihat kebun garapannya.
Putrinya Ellen, jika mendengar ada kenalan yang terbang ke Indonesia, dengan mata berkaca – kaca berandai-andai bisa menjadi kecil lagi agar bisa dibawa ke Bandungan. Namun karena kehidupannya pas-pasan, ia hanya bisa bermimpi.
Van Roekel dan Ellen, tak banyak dikenal namanya bahkan di Bandungan sendiri. Tetapi merekalah yang berjasa merintis kebun bunga di Bandungan di lereng Gunung Ungaran wilayah Kabupaten Semarang.
(J Christiono, disarikan dari Paulus Nugrahajati).
Sumber : Johanes Christiono di FB MIK SEMAR
