Prasasti Pelabuhan Tanjung Emas

Jika kita ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, maka di dekat pos I akan dijumpai batu prasasti peresmian. Sepertinya ya biasa saja, batu besar sebagai prasasti. Ditandatangani Presiden Soeharto pada tahun 1985. Namun di balik itu sebenarnya telah ada pekerjaan besar dalam penyiapannya.
Waktu itu, jauh hari sebelum Pak Harto menjadwal agenda ke Semarang, meminta pada Menteri Pekerjaan Umum untuk mencarikan batu besar yang utuh dan cocok untuk prasasti. Berat batu prasasti 50 ton. Tentu saja perintah ini tak semudah orang berkata. Harus menemukan lokasi batu. Kemudian cara pengangkutannya tidak sulit.
Ditemukanlah batu besar itu di Desa Randugunting di tepi jalan raya Ungaran-Bawen sisi barat. Batu itu pun di eksavasi, didatangkan alat berat. Crane dari Pelabuhan Semarang khusus dikirim. Demikian pula trailer spesial. Pekerjaan memakan waktu beberapa hari dan sedikit mengganggu arus lalu lintas meski tak begitu parah karena jumlah kendaraan waktu itu juga belum sebanyak sekarang. Penggalian selesai dan diangkat crane lalu ditaruh di atas truk trailer.
Perjalanan menuju pelabuhan lewat Ungaran-Srondol-turun Gombel-lewat Jl Sultan Agung – Kalisari- jl Pandanaran – jl MT Haryono – Pelabuhan. Waktu itu Jalan Tol belum ada dan Jalan Arteri Pelabuhan juga belum ada. Jadi lewat jalan lama.
Trailer tak bisa melalui jalur yang terlalu menurun seperti Tanah Putih. Di Gombel pun juga ada truk penahan di belakang trailer. Foto waktu iringan trailer dengan muatan batu seberat 50 ton melewati jl Diponegoro Ungaran tengah malam. Saya tunggu lewat biarpun tengah malam sekedar memotret.
Sumber : Johanes Christiono di FB MIK SEMAR